Rabu, 17 April 2013

Selamatkan Bumi !


Selamat Datang di Blog ini,
Masalah sampah di perkotaan di Indonesia semakin memprihatinkan. Kurangnya kesadaran Masyarakat  membuat makin tercemarnya sungai dan tanah akibat pembuangan sampah yang seenaknya . Budaya memilah sampah sebenarnya sudah sangat lazim dilakukan di Negara Negara maju , termasuk dinegara tetangga seperti Singapura , namun di Indonesia masih sedikit yang melakukannya dengan berbagai alasan,  yang paling sering diungkapkan adalah repot atau tidak sempat .

 Melalui Blog ini , kami perkenalkan Rumah Sampah Anorganik Taman Boston
Rumah sampah yang didirikan untuk mengatasi banyaknya sampah ,terutama sampah kering yang terbuang sia sia ,berlokasi di cluster Taman Boston K10 ,  Rumah sampah yang sederhana ini dibangun atas swadaya warga dengan dana sebagian sumbangan warga dan sebagian diambil dari hasil penjualan sampah kering . Rumah sampah ini digunakan  untuk menampung sampah kering (Anorganik)  yaitu sampah yang sulit diuraikan lagi oleh tanah. misalnya : Botol minuman dari plastik, bungkus/ kemasan deterjen, botol minyak goreng, kerdus bekas , karton susu cair ,Koran bekas,  kaleng bekas, sampai setrika bekas (kecuali pakaian bekas dan sepatu bekas ,kalau ini lebih baik disumbangkan saja ke orang yang membutuhkan ya bu… ) 

Rumah sampah ini pun tidak terlalu sulit membuatnya yaitu drum bekas yang dicat ulang ,dengan beratap asbes agar tidak kehujanan  dan  rangka terbuat dari sisa kayu reng yang dicat, sebagai penanda kami memasang banner yang bertuliskan “Rumah Sampah Anorganik Taman Boston “

Pada hari Sabtu dan Minggu banyak warga RT 03 yang menyetor sampah kering hasil pilahan mereka selama satu minggu ke rumah sampah ini , setelah terkumpul , sampah disimpan dalam drum bertutup , lalu dua  minggu sekali  sampah - sampah ini dijual ke  pengepul langganan yang datang ke rumah sampah ini untuk menyortir dan mengangkutnya   ,   hasil penjualan sampah  dimasukan ke kas khusus yang dipisah dari Kas PKK RT 03. Jika sampah yang terkumpul setiap bulan adalah 6 drum , berarti ada 5 sampai 6M kubik sampah kering yang dapat di daur ulang , itu artinya kontribusi sampah warga ke TPS berkurang cukup besar . Adapun pemasukan kas yang diperoleh berkisar Rp. 60.000 – 100.000 per bulan.  . namun yang lebih penting adalah pencemaran tanah dapat dikurangi dengan memanfaatkan sampah seperti ini,bayangkan jika setiap RT  membuat Rumah Sampah dan mendaur ulang sampah lewat pemulung seperti yang kami lakukan di RT 3 RW06 Taman Boston ,berapa banyak sampah yang dapat direduksi dan dapat dimanfaatkan lagi?

Dengan memilah sampah berarti kita sudah ikut menyelamatkan bumi dari bahaya global warming, menjaga kualitas air  dalam tanah dan mengurangi pencemaran lingkungan. 

Saya bagikan juga kisah kisah yang saya alami yang berhubungan dengan sampah . Bagi yang belum memilah sampah  tidak ada kata terlambat , mari berubah demi kelestarian Bumi bagi anak cucu kita.

Semoga Blog ini bermanfaat bagi pembaca

Salam ,
Indira Tri Laksmi,
Taman Boston Puri Surya Jaya
Please leave a comment

###############################################################################
 “ Lebih baik hidup dari sampah daripada menjadi sampah masyarakat

Kata kata ini saya kutip dari Ibu Dewi, seorang relawan sampah  sekaligus pendiri komunitas My Darling ( Masyarakat Sadar Lingkungan) yang mengabdikan sebagian waktunya untuk mengurusi masalah pengolahan sampah secara swadaya mandiri di Kota Bandung ,
Sehari hari beliau hanyalah seorang ibu rumah tangga yang menyambi sebagai tukang ojek keliling , hidup dalam kesederhanaan dengan 3 anak yang salah satunya Autis ,berbekal pengalaman sebagai cleaning service di LSM yang mengurusi masalah sampah , Ibu dewi  dan suaminya , Bp Toton yang juga seorang tukang sampah berhasil mengubah kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS) sementara di kelurahannya dari kondisi yang sangat kotor , kumuh dan Jorok menjadi tempat pembuangan Sampah yang tertata ,lebih bersih dan sekaligus berfungsi sebagai depo daur ulang , sampah basah dan sampah kering yang umumnya dibuang begitu saja ( bercampur menjadi satu) dipilah oleh Bapak Toton,
Sampah basah diolah dalam semacam  “sumur” hasilnya adalah pupuk cair dan  biogas untuk bahan bakar kompor yang bisa menyuplai 3 rumah tangga ! , sedangkan sampah kering yang masih bernilai ekonomis dijual ke pengepul , sebagian dibuat kerajinan dengan memberdayakan ibu ibu PKK di kelurahan setempat , kerajinan dari limbah sampah tersebut bahkan dipesan oleh pembeli dari Jepang karena buatannya halus, indah dan sama sekali tidak terlihat dari barang bekas .
Kepedulian dan keseriusan Ibu dewi menuai respon positif dari banyak pihak termasuk dari Kick Andy Foundation dan beberapa perusahaan swasta yang memberikan bantuan dana kepada Ibu Dewi .

 “ISO 14001 “
Beberapa tahun lalu saya berkesempatan mengunjungi Pabrik Mesin pembangkit di salah satu kota di Amerika Selatan, perusahaan tersebut telah memperoleh ISO 14001 tentang Manajemen Lingkungan , saya amati seluruh kertas yang digunakan (termasuk kertas untuk sertifikat keaslian barang) adalah kertas daur ulang , warnanya coklat muda dengan tekstur yang khas , tidak ada selembarpun kertas putih seperti HVS yang umumnya kita pakai disini , (mungkin kita tidak pernah membayangkan , berapa juta pohon telah ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas kita maupun anak anak kita.) Saat makan siang saya semakin takjub , seluruh karyawan yang jumlahnya ribuan makan dalam satu kantin yang super besar , mereka makan dengan tertib dan setelah makan  semua akan bergiliran mengantri menuju meja pembuangan untuk melakukan pemilahan sisa makanan yang ada di piring : sisa roti dan kentang dipilah di  suatu wadah besar semacam ember yang terbuat dari stainlestell,  sisa tulang ayam atau tulang ikan dipilah di ember sebelahnya, sedangkan sisa buah seperti   bongol apel , kulit jeruk, kulit melon dan sayur dimasukan ember sebelahnya lagi ,dst sampai pring benar- benar bersih lalu di taruh di tempat pencucian terkhir.  Semua dilakukan dengan cepat , sayangnya saya tidak bisa mengetahui proses daur ulang limbah makanan ini, tapi kemungkinan besar  juga dibuat sebagai pupuk organik , dan ternyata ini juga bagian dari proses penghematan air untuk mencuci piring!

“Hindari Stryofoam”
Tahukah anda jika Stryofoam adalah limbah yang paling kejam ? karena selamanya ia tak bisa diuraikan oleh tanah , jika ada acara hajatan, arisan atau pertemuan , untuk wadah kue dan nasi sebaiknya gunakan dus dari karton  selain lebih  aman bagi kesehatan juga lebih mudah di daur ulang.

“Bawa Tas Belanja jika membeli sayur atau ke pasar “
Jaman saya kecil , ibu saya selalu membawa tas anyam ke warung terdekat jika hendak berbelanja , saya masih ingat pembungkus cabe , daging atau tomat waktu itu (tahun 1980 –an) adalah sehelai daun jati , kalau ingin membeli Tahu kita dulu selalu membawa rantang atau basi plastik . Saat ini semua sudah berganti dengan tas plastik (istilahnya tas kresek)  , begitu populernya tas kresek , sehingga sekarang sedikit sedikit dibungkus pakai kresek .Kadang saya sendiri tidak sadar saat belanja di tukang sayur depan rumahpun saya tidak membawa tas belanja, dan diberi begitu banyak tas plastik atas belanjaan yang saya beli ! pada akhirnya banyak tas plastik yang masuk tong sampah karena tidak berguna …..