Selamat Datang di Blog ini,
Masalah sampah di perkotaan di
Indonesia semakin memprihatinkan. Kurangnya kesadaran Masyarakat membuat makin tercemarnya sungai dan tanah
akibat pembuangan sampah yang seenaknya . Budaya memilah sampah sebenarnya sudah
sangat lazim dilakukan di Negara Negara maju , termasuk dinegara tetangga
seperti Singapura , namun di Indonesia masih sedikit yang melakukannya dengan
berbagai alasan, yang paling sering
diungkapkan adalah repot atau tidak sempat .
Melalui Blog ini , kami perkenalkan Rumah Sampah Anorganik Taman Boston ,
Rumah sampah yang didirikan untuk mengatasi banyaknya sampah ,terutama sampah
kering yang terbuang sia sia ,berlokasi di cluster Taman Boston K10 , Rumah sampah yang sederhana ini dibangun atas swadaya warga dengan dana sebagian
sumbangan warga dan sebagian diambil dari hasil penjualan sampah kering . Rumah
sampah ini digunakan untuk menampung
sampah kering (Anorganik) yaitu sampah
yang sulit diuraikan lagi oleh tanah. misalnya : Botol minuman dari plastik,
bungkus/ kemasan deterjen, botol minyak goreng, kerdus bekas , karton susu cair
,Koran bekas, kaleng bekas, sampai
setrika bekas (kecuali pakaian bekas dan sepatu bekas ,kalau ini lebih baik
disumbangkan saja ke orang yang membutuhkan ya bu… )
Rumah sampah
ini pun tidak terlalu sulit membuatnya yaitu drum bekas yang dicat ulang
,dengan beratap asbes agar tidak kehujanan
dan rangka terbuat dari sisa kayu
reng yang dicat, sebagai penanda kami memasang banner yang bertuliskan “Rumah
Sampah Anorganik Taman Boston “
Pada hari Sabtu dan Minggu banyak
warga RT 03 yang menyetor sampah kering hasil pilahan mereka selama satu minggu
ke rumah sampah ini , setelah terkumpul , sampah disimpan dalam drum bertutup ,
lalu dua minggu sekali sampah - sampah ini dijual ke pengepul langganan yang datang ke rumah
sampah ini untuk menyortir dan mengangkutnya
, hasil penjualan sampah dimasukan ke kas khusus yang dipisah dari Kas
PKK RT 03. Jika sampah yang terkumpul setiap bulan adalah 6 drum , berarti ada
5 sampai 6M kubik sampah kering yang dapat di daur ulang , itu artinya kontribusi sampah warga ke TPS berkurang cukup besar . Adapun
pemasukan kas yang diperoleh berkisar Rp. 60.000 – 100.000 per bulan. . namun yang lebih penting adalah
pencemaran tanah dapat dikurangi dengan memanfaatkan sampah seperti ini,bayangkan jika setiap RT membuat Rumah Sampah dan mendaur ulang sampah lewat pemulung seperti yang kami lakukan di RT 3 RW06 Taman Boston ,berapa banyak sampah yang dapat direduksi dan dapat dimanfaatkan lagi?
Dengan memilah sampah berarti
kita sudah ikut menyelamatkan bumi dari bahaya global warming, menjaga kualitas
air dalam tanah dan mengurangi
pencemaran lingkungan.
Saya bagikan juga kisah kisah
yang saya alami yang berhubungan dengan sampah . Bagi yang belum memilah
sampah tidak ada kata terlambat , mari
berubah demi kelestarian Bumi bagi anak cucu kita.
Semoga Blog ini bermanfaat bagi
pembaca
Salam ,
Indira Tri Laksmi,
Taman Boston Puri
Surya Jaya
Please leave a comment
###############################################################################
“ Lebih baik hidup dari sampah daripada menjadi
sampah masyarakat “
Kata kata ini saya kutip dari Ibu
Dewi, seorang relawan sampah sekaligus
pendiri komunitas My Darling ( Masyarakat Sadar Lingkungan) yang mengabdikan
sebagian waktunya untuk mengurusi masalah pengolahan sampah secara swadaya
mandiri di Kota Bandung ,
Sehari hari beliau hanyalah
seorang ibu rumah tangga yang menyambi sebagai tukang ojek keliling , hidup
dalam kesederhanaan dengan 3 anak yang salah satunya Autis ,berbekal pengalaman
sebagai cleaning service di LSM yang mengurusi masalah sampah , Ibu dewi dan suaminya , Bp Toton yang juga seorang
tukang sampah berhasil mengubah kondisi Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
sementara di kelurahannya dari kondisi yang sangat kotor , kumuh dan Jorok
menjadi tempat pembuangan Sampah yang tertata ,lebih bersih dan sekaligus
berfungsi sebagai depo daur ulang , sampah basah dan sampah kering yang umumnya
dibuang begitu saja ( bercampur menjadi satu) dipilah oleh Bapak Toton,
Sampah basah diolah dalam
semacam “sumur” hasilnya adalah pupuk
cair dan biogas untuk bahan bakar kompor
yang bisa menyuplai 3 rumah tangga ! , sedangkan sampah kering yang masih
bernilai ekonomis dijual ke pengepul , sebagian dibuat kerajinan dengan
memberdayakan ibu ibu PKK di kelurahan setempat , kerajinan dari limbah sampah tersebut
bahkan dipesan oleh pembeli dari Jepang karena buatannya halus, indah dan sama
sekali tidak terlihat dari barang bekas .
Kepedulian dan keseriusan Ibu
dewi menuai respon positif dari banyak pihak termasuk dari Kick Andy Foundation
dan beberapa perusahaan swasta yang memberikan bantuan dana kepada Ibu Dewi .
“ISO 14001 “
Beberapa tahun lalu saya
berkesempatan mengunjungi Pabrik Mesin pembangkit di salah satu kota di Amerika
Selatan, perusahaan tersebut telah memperoleh ISO 14001 tentang Manajemen
Lingkungan , saya amati seluruh kertas yang digunakan (termasuk kertas untuk
sertifikat keaslian barang) adalah kertas daur ulang , warnanya coklat muda
dengan tekstur yang khas , tidak ada selembarpun kertas putih seperti HVS yang
umumnya kita pakai disini , (mungkin kita tidak pernah membayangkan , berapa
juta pohon telah ditebang untuk memenuhi kebutuhan kertas kita maupun anak anak
kita.) Saat makan siang saya semakin takjub , seluruh karyawan yang jumlahnya
ribuan makan dalam satu kantin yang super besar , mereka makan dengan tertib
dan setelah makan semua akan bergiliran
mengantri menuju meja pembuangan untuk melakukan pemilahan sisa makanan yang
ada di piring : sisa roti dan kentang dipilah di suatu wadah besar semacam ember yang terbuat
dari stainlestell, sisa tulang ayam atau
tulang ikan dipilah di ember sebelahnya, sedangkan sisa buah seperti bongol apel , kulit jeruk, kulit melon dan
sayur dimasukan ember sebelahnya lagi ,dst sampai pring benar- benar bersih
lalu di taruh di tempat pencucian terkhir.
Semua dilakukan dengan cepat , sayangnya saya tidak bisa mengetahui
proses daur ulang limbah makanan ini, tapi kemungkinan besar juga dibuat sebagai pupuk organik , dan
ternyata ini juga bagian dari proses penghematan air untuk mencuci piring!
“Hindari Stryofoam”
Tahukah anda jika Stryofoam
adalah limbah yang paling kejam ? karena selamanya
ia tak bisa diuraikan oleh tanah , jika ada acara hajatan, arisan atau
pertemuan , untuk wadah kue dan nasi sebaiknya gunakan dus dari karton selain lebih
aman bagi kesehatan juga lebih mudah di daur ulang.
“Bawa Tas Belanja jika membeli sayur atau ke pasar “
Jaman saya kecil , ibu saya
selalu membawa tas anyam ke warung terdekat jika hendak berbelanja , saya masih
ingat pembungkus cabe , daging atau tomat waktu itu (tahun 1980 –an) adalah
sehelai daun jati , kalau ingin membeli Tahu kita dulu selalu membawa rantang
atau basi plastik . Saat ini semua sudah berganti dengan tas plastik
(istilahnya tas kresek) , begitu populernya
tas kresek , sehingga sekarang sedikit sedikit dibungkus pakai kresek .Kadang
saya sendiri tidak sadar saat belanja di tukang sayur depan rumahpun saya tidak
membawa tas belanja, dan diberi begitu banyak tas plastik atas belanjaan yang
saya beli ! pada akhirnya banyak tas plastik yang masuk tong sampah karena
tidak berguna …..
